- 25 July 2025
- No Comment
- 16
3 Strategi Pengembang Menarik Milenial Lewat KPR Digital dan Hunian Hybrid

PropertiTerkini.com, (JAKARTA) — Generasi milenial kini menjadi target utama dalam pemasaran properti di Indonesia. Dengan dominasi mereka di pasar usia produktif, pengembang dituntut beradaptasi. Salah satu cara paling efektif adalah melalui KPR digital dan konsep hunian hybrid yang menggabungkan teknologi dengan gaya hidup fleksibel. Dalam ekosistem yang serba digital ini, pendekatan konvensional tak lagi cukup.
Menurut data dari Bank Indonesia dan sejumlah survei independen, lebih dari 60% milenial masih menghadapi tantangan dalam membeli rumah, terutama karena tingginya harga dan proses pengajuan kredit yang kompleks. Maka, digitalisasi proses KPR dan penyediaan hunian hybrid menjadi kunci untuk menjawab kebutuhan generasi ini.
Baca Juga: Kepemilikan Rumah di 2025 Makin Mudah, Berikut 5 Fakta yang Perlu Diketahui!
“Generasi milenial menginginkan pengalaman membeli rumah yang cepat, transparan, dan fleksibel. Kami menjawab itu lewat platform digital end-to-end,” demikian siaran pers BCA beberapa waktu lalu.
3 Strategi Pengembang Menarik Milenial Lewat KPR Digital dan Hunian Hybrid
Di tengah meningkatnya kebutuhan hunian di kalangan generasi milenial, para pengembang properti kini dituntut untuk lebih adaptif dalam merancang strategi pemasaran dan penjualan. Milenial sebagai kelompok usia produktif memiliki karakteristik unik: serba digital, menyukai kepraktisan, dan menginginkan hunian yang fleksibel sesuai gaya hidup masa kini.
Untuk menjawab tantangan ini, para pengembang mulai mengadopsi pendekatan baru, mulai dari digitalisasi proses Kredit Pemilikan Rumah (KPR), menghadirkan hunian hybrid yang multifungsi, hingga memaksimalkan pemasaran berbasis konten digital. Semua ini dilakukan demi mendekatkan produk properti kepada milenial yang semakin cerdas dalam memilih hunian pertama mereka.
Berikut adalah 3 strategi utama yang kini banyak diterapkan pengembang untuk menarik perhatian milenial lewat KPR digital dan konsep hunian hybrid:
1. KPR Digital: Proses Praktis, Tanpa Ribet
Transformasi layanan KPR kini menjadi lebih mudah berkat digitalisasi. Bank BCA, misalnya, telah mengembangkan layanan e-form, simulasi KPR, hingga tracking status aplikasi secara daring di platform resminya. Langkah ini terbukti mempercepat proses dari pengajuan hingga pencairan.
Sementara itu, BTN Properti mengklaim mampu memproses pengajuan KPR hanya dalam 10 menit lewat aplikasinya. BTN juga membidik kalangan muda dengan berbagai skema subsidi dan non-subsidi khusus untuk usia produktif.
“Digitalisasi menjadi cara kami menyasar generasi muda. Layanan BTN Properti kami terus kembangkan untuk mendukung mereka memiliki rumah pertamanya,” ujar Nixon LP Napitupulu, Direktur Utama BTN.
Baca Juga: Properti Surabaya di Sunrise Area: Peluang Emas Investasi yang Nggak Boleh Dilewatkan!
2. Hunian Hybrid: Adaptif terhadap Gaya Hidup Milenial
Konsep hunian hybrid kini semakin diminati. Ini bukan hanya soal desain rumah yang multifungsi, tapi juga model pemasaran dan pengelolaan hunian yang fleksibel. Summarecon Bogor, contohnya, sukses raup Rp600 miliar dengan pendekatan launching hybrid—sebagian hadir fisik, sebagian lainnya mengikuti secara daring.
Adapun hunian hybrid menawarkan berbagai keunggulan, seperti:
-
Smart home system dan aplikasi manajemen hunian digital
-
Fasilitas seperti co-working space, ruang kreatif, dan internet kecepatan tinggi
-
Lokasi yang terintegrasi dengan transportasi umum dan fasilitas publik
Baca Juga: Intip District East Karawang, Proyek Hunian Impian dari Triniti Dinamik yang Bikin Investor Meleleh!
Menurut laporan di Hybrid.co.id, hunian hybrid kini menjadi bagian penting dari strategi pengembang yang ingin tetap relevan dengan kebutuhan generasi milenial.
3. Pemasaran Digital: Konten Interaktif dan Edukatif
Pengembang kini berlomba-lomba memanfaatkan kekuatan media sosial dan platform digital. Instagram, TikTok, hingga YouTube menjadi medan perang baru dalam menjangkau calon pembeli muda. Agen properti juga dituntut untuk melek digital, bisa menjelaskan produk via virtual tour, dan cepat merespons melalui chat atau WhatsApp.
Model konten edukatif seperti “tips membeli rumah pertama”, “cara hitung cicilan KPR”, dan “virtual open house” semakin populer.
Bahkan pasca pandemi Covid-19 lalu, Adrianto P Adhi, President Director PT Summarecn Agung Tbk telah memprediksi bahwa perilaku konsumen akan berubah mengikut perkembangan zaman.
Baca Juga: Jangan Sampai Rugi! Ini 6 Kesalahan Parkir Kendaraan yang Sering Bikin Pusing dan Kantong Bolong
“Konsumen menginginkan video sehingga cara penjualan berubah. Cara mengomunikasikan product knowledge juga berubah, meski sentuhan personal tetap dibutuhkan,” katanya.

Kolaborasi dengan Fintech dan PropTech: Inovasi Pendanaan
Banyak milenial yang belum memiliki cukup uang muka (DP). Solusinya? Platform seperti Gradana dan CicilSewa hadir menawarkan pembiayaan uang muka secara cicilan atau rent-to-own. Pendekatan ini memperluas akses bagi kalangan muda yang produktif namun belum memiliki modal besar.
Baca Juga: Teknologi AI EZVIZ Cegah Satwa Liar Berbahaya Masuk Rumah, dari Ular hingga Serigala
Dengan integrasi KPR digital dan platform keuangan alternatif, pengembang mampu membuka pasar yang lebih inklusif, sambil menjaga arus kas proyeknya tetap sehat.
***
Yuk, temukan banyak info seru lainnya di: www.PropertiTerkini.com
CEK ARTIKEL PROPERTIPLUS LAINNYA DI SINI!